Tulisan dariku ini, mencoba mengabadikan
Mungkin akan kau lupakan, atau untuk dikenang

Sabtu, 19 Desember 2009

Acara TV

Menonton acara TV sekarang sungguh memprihatinkan. Format acaranya kurang kreatif. Khususnya sinetron, kuis, infotainment, reality show, atau ajang cari bakat. Ada beberapa hal yang mengganjal pada acara-acara tersebut.

Sinetron
Cerita sinetron yang satu dengan yang lain mirip. Orang kaya pacaran dengan orang miskin, ditentang keluarga, nekat melanjutkan hubungan, ujung-ujungnya antara keluarga si kaya dengan keluarga si miskin ada hubungan di masa lalu.

Cara pengambilan gambar sangat monoton. Istilah "biar gambar yang bicara" tidak berlaku di sini. Latar belakang tempat dan waktu tidak diperhatikan. Alur cerita semua diceritain pemerannya. Malah ada yang cara ngambil gambarnya tuh cuma kepala si pemeran. Jadi yang muncul di layar TV cuma kepala pemeran satu, terus pindah ke kepala pemeran dua, dan seterusnya sambil ngobrol. Jadi penonton tidak tau adegan tersebut lagi di pasar, rumah, kuburan, atau dimana. Padahal kalo sutradaranya mau pake background kan lebih bagus dan lebih masuk ceritanya. Dulu ada serial tv berjudul J****o, cara pengambilan gambarnya bagus banget, bahkan pada saat semua pemeran diam, alur cerita pun tetap jalan. Kalo semua sinteron seperti itu...

Isinya pun kurang mendidik. Ketika ada seorang pemeran antagonis, maka dia akan jahat sejahat-jahatnya. Emang ada ya orang kayak gitu? Kalo ada orang kaya, maka Bill Gates pun kelihatan miskin kalo mau dibandingin. Sepanjang cerita cuma konflik yang dipertontonkan, ini sedikit banyak tentu mempengaruhi penonton, seakan-akan konflik itu adalah hal yang biasa.


Kuis
Acara kuis sekarang bikin miris. Dulu ada kuis WWTB a Millioner, Sia** Bera**, lebih lama lagi ada Famil* 10*, atau Ka*a Berk*it. Perbedaannya dengan kuis-kuis sekarang? Kuis jaman dulu tuh mengandalkan otak untuk menang sementara format kuis sekarang mengandalkan keberuntungan. Pemain yang tidak bersekolah pun asalkan dia beruntung bisa dapat hadiah. Ini mengajarkan mental tempe pada penonton, tidak usah belajar berharap keberuntungan saja.

Kuis sekarang juga menjadi ajang eksis para artis yang namanya udah mulai tenggelam.


Infotainment
Seakan kabar artis lebih mempengaruhi hidup penonton dibanding berita naiknya harga sembako.


Reality show
Masih menjadi pertanyaan apakah yang ditampilkan benar-benar reality? Asal bisa akting marah dan nangis, ditambah tidak malu masalah pribadi tersiar ke seluruh negeri.


Ajang cari bakat
Ini lebih mendingan, punya modal bakat nyanyi atau nari. Dalam beberapa bulan bisa jadi terkenal. Tapi tetap ada catatan-catatan kecil yang mengkhawatirkan. Seperti eksploitasi kehidupan peserta yang bisa membuatnya menangis, semakin dia menangis semakin ceritanya dikuak.

Dengan proses penyiaran dari stasiun TV ke rumah-rumah penonton yang begitu mahal dan rumit, apa tidak sayang teknologi canggih itu hanya digunakan untuk menyiarkan acara-acara dengan format mengkhawatirkan seperti di atas? Kapan para produser mengubah format acaranya sehingga lebih pas, lebih mendidik, dan lebih menghibur?

TV merupakan alat provokasi terbaik di bangsa ini. Hampir semua orang menonton TV. Apakah dengan format yang sekarang tidak mempengaruhi mental penonton?

Semoga ada perubahan

2 komentar:

Andar Sevenfold mengatakan...

iya boss.....acara2 sekarang emang cadas2....di tambah lagi dengan iklan yg cadas juga, kaya iklan t*ri-t*ri......wakakak

beddu mengatakan...

beuh.. iklan itu bos...
bisa jadi trend wkwkwk...

Posting Komentar

My 99designs Folio

Check out 99designs for Logo Design