Macet, Matematika dan Bahasa

Ini pengalaman kejadian pas saya diantar ke bandara, ada Mama sama Adek, numpang mobilnya Om dan anaknya juga ikut, dan ada juga beberapa Tante saudara Mama. Salah satu tante saya memang gokil orangnya, ceplas ceplos yang sering bikin suasana ga enak jadi gurih haha.

Seperti sore itu, ternyata jalan menuju tol bandara macet karena ada demo. Sepupu dan Adek saya mulai iseng-iseng baca papan-papan iklan toko-toko di pinggir jalan. Salah satunya adalah tempat kursus matematika untuk anak kecil dengan pengantar bahasa jepang. Mama tiba-tiba nyeletuk ngomong ke Adek dan Sepupu (mereka ini sudah kuliah masuk tahun kedua) "Kalian kalo libur mending ikut-ikut kursus begitu aja, lumayan nambah ilmu". Kontan Adek dan Sepupu saya ini langsung tertarik, karena biasanya setiap mereka minta ijin ikut kursus langsung ditanggapi skeptis, terutama dari saya haha. Eh, tanpa disangka tanpa diduga, ditengah-tengah aura dalam mobil yang sedang bersemangat begitu, Tante Gokil malah ngomong, "Matematika bahasa jepang? Matematika bahasa indonesia aja kalian belum tentu paham!!" Pecahhh hahahha..

Nah, cerita itu kemudian ditimpali sama Om yang lagi nyetir, katanya suatu waktu dia lagi mencari alamat di suatu daerah, untuk mempermudah diniatkanlah bertanya pada warga setempat. Skip..skip.. dijumpailah seorang bapak yang kelihatannya warga lokal dan kemudian Om saya pun mendekat.
"Permisi pak, saya ingin bertanya"
"Oh, silahkan mas, asal jangan soal matematika atau bahasa inggris"
*#0&$*(

dan begitulah akhirnya tanpa terasa mobil bergerak maju sedikit demi sedikit melewati sumber kemacetan yang ternyata adalah mahasiswa yang protes di depan gubernuran. Ini mahasiswa yang pada demo ngerti matematika dan bahasa inggris ga ya sok-sok-an bikin macet jalan. Mereka udah ngitung nilai baiknya kalau (kalau!) protes mereka didengar, lebih besar mana sama kerugian yang ditimbulkan karena macet. Huftt..