Tulisan dariku ini, mencoba mengabadikan
Mungkin akan kau lupakan, atau untuk dikenang

Minggu, 18 Januari 2015

Resolusi

Untuk setiap asa yang terajut, uluran hati yang tak bersambut, mari melanjutkan hidup.


Mungkin tak perlu lagi ada letup kecil rasa senang setiap kali kubuka notifikasi di hapeku yang memunculkan namamu. 
Tak perlu berpayah mengingatkan diri untuk berhenti cemburu membaca sosial mediamu yang bergurau riang dengan pemujamu yang lain. 
Tak perlu lagi menyiram mekar rasa harap keakuan ketika tentang pendamping idealmu kau ungkapkan. 
Rasa harap yang berujung frustrasi karena aku cukup pintar untuk tau bukan aku yang kau maksud, tapi terlalu bodoh untuk menyadarinya.

Masukan paling konyol dari teman terbaik yang prihatin melihat kekonyolanku pun pernah kuturuti. 
Untuk menarik perhatianmu yang ternyata malah menjauhkanmu. 
Setelah berminggu dan pudarnya rasa gairah, aku geli sendiri mengenang semua itu, sehingga membuatku mengerti kenapa itu menjauhkanmu. 
Tak sekali, karena kekonyolanku membuatnya terulang berulang kali. 
Nalarku seperti mati suri dan hidup kembali untuk menertawaiku setelah semua terjadi.

Sekali dua kali namamu terselip dalam doaku. Kali ini mungkin akan lebih sederhana, agar bahagiamu tak berkurang sedikit pun. 
Doa yang dulu lebih panjang, cukup Tuhan saja yang menyimpan. 
Atau mungkin Dia kabulkan nanti untuk orang yang memang kamu inginkan. 
Egois menguasaiku waktu itu sehingga memantaskan diri meminta yang tak kau minta.

Mungkin suatu saat kita akan berpapas di suatu tempat dan kau tersenyum seperti biasa,
maka nanti kubalas dengan senyum hangat, bukan lagi senyum penuh harap. 
Tak akan kuhapus nomormu, atau tautan sosial media dan messenger kita, karena menjauh akan membuatku pilu dan kembali mencarimu, 
seperti yang terus terjadi sekian kali sejak dulu.
Aku akan tetap ada, seperti batu sungai yang tak menghalangi air menuju muaranya. 
Maafkan jika kubelokkan sedikit aliranmu, tapi teruslah mengalir dan menemui muaramu. 
Mungkin terselip sepatah dua tentangku saat kau bercengkerama dengan samudera impianmu. 
Mungkin juga tidak, karena banyak batu lain yang lebih besar untuk tetap menempati ingatanmu, 
itupun kalau kau tak sibuk bermesra dengan pemilik hatimu.

Tak perlu lagi aku menunda larut dalam pulas,  di setiap malam saat berbaring dan menutup mata, 
hanya untuk memainkan imajinasi tentang esok bersamamu. 
Bersama setiap detak jarum jam di hening malam 
mereka setiap kejadian untuk menampilkan gambaran sempurna yang berpusat pada aku dan kamu. 
Menempatkan kita seperti tokoh utama pada setiap film romantis yang aku tonton, atau novel yang aku baca, lagu cinta yang aku dengar. 
Di malam-malam yang akan datang, aku hanya akan berbaring, menutup mata, dan terlelap.

Seperti kalimat yang tak sengaja kubaca tadi malam, kamu adalah mimpi yang indah tapi kini saatnya aku bangun dan hidup

Kalimat-kalimat di atas bukan puisi, hanya ungkapan melow perasaan yang saya rasakan menjelang akhir tahun. Melow di awal tahun, tak apalah. Supaya sisa tahunnya lebih bahagia. Karena adanya momen pergantian tahun orang ramai membuat resolusi yang baru. Maka bagi saya ini mungkin kesempatan juga untuk memulai lagi. Resolusi tahun ini saya ikut seperti yang ada di situs 9gag: berbahagia. Kalau dibentuk kurva, mungkin beberapa tahun ini hidup saya arahnya menurun terus. Lebih banyak dipenuhi ilusi. Maka momen ini ingin saya gunakan untuk membalik arah keatas lagi.


leyeh-leyeh di pulau
 2014 tahun yang cukup menarik, di awalnya saya berhasil sampai ke puncak gunung Slamet di Jawa Tengah. Kemudian target-target tujuan saya selagi berada di Jakarta terpenuhi setelah sempat ke salah satu pulau di Kepulauan Seribu dan terakhir bisa nonton di Theater JKT48 :D
Menjelang akhir tahun saya memutuskan untuk kembali ke rumah. Ada beberapa pertimbangan dan sebuah kejadian menjadi penentu saya mengambil keputusan itu. Sedih berpisah dengan beberapa teman yang sangat baik disana, semoga mereka tidak lupa ada satu teman di seberang laut yang pernah sering merepotkan mereka.

Pulang, sudah saya duga akan berat. Saya harus mulai dari awal semuanya. Ekspektasi terakhir saya menjadi pegawai negeri yang kemudian gagal menghabiskan rasa percaya diri saya. Saya memilih sembunyi dan merelakan beberapa harapan yang saya simpan bertahun-tahun, termasuk harapan tentangnya. Saya memilih lebih realistis dan benar-benar melangkah dari langkah kecil.

0 komentar:

Posting Komentar

My 99designs Folio

Check out 99designs for Logo Design