Tulisan dariku ini, mencoba mengabadikan
Mungkin akan kau lupakan, atau untuk dikenang

Senin, 03 November 2008

Anggota DPR tidak pernah tidur waktu sidang

Siang itu seperti biasa merupakan tugas berat bagi seorang dosen. Beliau mengajarkan mata kuliah Kewarganegaraan di semester 3 pas jam 3 sore sampai jam 5 (waktu yang tepat banget buat mahasiswa tidur siang). Tapi dengan kecakapan beliau kelas berlangsung dengan seru. Hari itu materinya adalah demokrasi dan diadakan simulasi berupa diskusi tentang suatu cerita.


Ceritanya tentang Aisyah(bukan nama sebenarnya - dalam cerita itu, soalnya dah lupa nama sebenarnya he he -) menjalin asmara dengan Fahri (sama, juga bukan nama sebenarnya). Tempat mereka terpisahkan oleh sebuah sungai yang besar (lebar?) dan dihubungkan oleh sebuah jembatan kayu (kecil?). Suatu hari terjadi banjir dan jembatan tersebut putus (hancur?). Nah, berbulan-bulan kemudian kedua sejoli ini tidak bisa bertemu.

Sampai suatu hari ada seorang pelaut yang masuk ke sungai itu dengan kapalnya. Namanya Sinbad. Sinbad bertemu dengan Aisyah dan mendengar ceritanya dia bermaksud menolong dengan syarat Aisyah harus tidur dengannya. Aisyah jadi bingung, Sinbad kemudian memberinya waktu untuk berpikir selama seminggu. Aisyah sudah sangat merindukan Fahri tapi dia juga merasa sangat berat untuk memenuhi syarat dari Sinbad. Aisyah kemudian menemui sahabatnya Badu untuk minta saran. Setelah mendengar cerita Aisyah, Badu malah meninggalkannya dan mengatakan kalau dia tidak bisa membantu. Akhirnya Aisyah pun memutuskan untuk memenuhi persyaratan yang diajukan Sinbad.

Sinbad kemudian mengantarkan Aisyah menyeberangi sungai untuk bertemu dengan Fahri. Kedua sejoli ini melepas rindu yang sudah lama ditahan-tahan. Mereka sangat bergembira sampai kemudian Aisyah menceritakan perjuangannya untuk menyeberang ke tempat Fahri. Mendengar hal tersebut Fahri merasa sangat marah dan menampar Aisyah kemudian meninggalkannya. Fahri berkata dia tidak ingin menemuinya lagi. Aisyah pun dirundung sedih mendalam. Fahri bertemu dengan seorang temannya, Anto, dan dia menceritakan hal yang terjadi padanya. Tak disangka Anto malah memukul Fahri dan mengatainya orang yang sangat jahat.

Nah, cerita tersebut sampai di situ. Kita kemudian disuruh untuk menentukan urutan orang yang paling bersalah dalam cerita tersebut. Karena pilihan semua kelompok hampir berimbang, diadakanlah voting untuk menentukan karakter yang paling bersalah. Untuk menghemat waktu maka voting dilakukan dengan cara mengangkat tangan, dan untuk mendapatkan hasil yang murni maka setiap orang harus menelungkupkan badan pada saat voting agar pilihan orang lain tetap menjadi rasahia. Kalau dilihat-lihat sekilas mirip keadaan di DPR pada saat sidang, jadilah kesimpulan bahwa anggota DPR sebenarnya tidak pernah tidur waktu sidang, tapisedang melakukan voting he he he...

0 komentar:

Posting Komentar

My 99designs Folio

Check out 99designs for Logo Design