Tulisan dariku ini, mencoba mengabadikan
Mungkin akan kau lupakan, atau untuk dikenang

Selasa, 01 Januari 2013

Ganti Kalender

teman ganti tahun selama di Bandung
Satu januari, rame sejak detik pertama, baik di dunia nyata maupun dunia maya. Pesta kembang api menghias atmosfer bumi. Sampai kepikiran, banyak yang bilang merokok itu buang-buang duit dengan mengumpamakan merokok itu membakar duit, kira-kira duit yang dibakar untuk pesta kembang api dalam semalam perbandingannya berapa ya dibanding duit yang dibakar perokok dalam setahun? (tapi saya ga merokok lho ya, ehm promosi khikhikhi...)

5 menit sebelum pergantian tahun kemarin, saya sempatkan menunduk sejenak, tapi bukan berdoa hahaha, menunduk memeriksa akun sosial media. Berbagai status dengan kata-kata penuh harapan, doa, emosional bahkan skeptis pun ada. Artinya bukan saya saja yang menyempatkan menyentuh akun sosial media saat itu haha. Tapi handphone kemudian saya kantongi untuk menengadah menikmati kembang api. Lagi-lagi kepikiran, kok ga kayak di tipi-tipi ya? Di negara lain pasti juga semua orang menyalakan kembang api, tapi selalu ada pertunjukan khusus dimana kembang api disiapkan secara profesional dan benar-benar menghibur, bukan sekedar bakar-bakar foya-foya. Eh, apa di negara ini ada ya? Cuma bukan di tempat saya berdiri kemarin?

Secara kebetulan saya menikmati pergantian tahun di warung Si Emak. Warung Si Emak boleh dibilang langganan sejak saya tinggal disini, juga langganan kumpul-kumpul teman kerja saat malam seusai jadwal shift, pernah juga jadi check point sebelum jalan bareng saat libur. Andalannya adalah ayam tulang lunak, tidak selunak dimana tulangnya bisa dikunyah hehehe.. tapi emang juara dah!
Nah, setengah jam menjelang tengah malam saya kesana berniat makan malam yang sangat terlambat, bersama seorang teman. Dan kemudian ada pasangan muda yang juga mampir. Teman saya ini makannya cepat dan keluar duluan karena mau ketemu temannya satu lagi sambil nonton kembang api dari atas gedung kantor. Jadilah saya semacam 'obat nyamuk' untuk pasangan muda tadi.
5 menit jelang ganti tahun seperti yang saya bilang, sempat cek handphone kemudian melihat keatas nonton kembang api. Tapi saya sempat melirik ke pasangan muda tadi yang juga ikut keluar ke jalan. Hakk jleb!! Dengan mesranya mereka pegangan tangan sambil saling lempar senyum dan menikmati kembang api, sesekali berbisik kemudian ketawa riang (saya sih berbaik sangka aja bahwa mereka sudah menikah). Hakk jlebb!! lebih terasa karena saya yang cuma berdiri tidak sampai 5 meter dari mereka, pake kaos oblong, muka awut-awutan, celana pendek, sendal jepit, tiba-tiba merasa sangat kesepian. Duuhh... sedihnya awal tahun ini.
Apakah ini pertanda dari Tuhan untuk menjadikannya salah satu resolusi tahun ini? Hahahahhaa....

Bicara resolusi tahun baru, kalau melihat ke belakang-belakang, saya tidak terlalu mewajibkan ini. Tahun baru sendiri saya jarang ikut yang hura-hura, padahal lagi masa muda yang lucu-lucunya hahaha.. Paling setiap pesta pergantian tahun saya nikmati dari jauh (bilang aja ga pernah diajak hahaha). Baru kemarin ini saya menyaksikan kembang api tahun baru dari dekat, itu juga karena kebetulan lagi di warung di pinggir jalan. Tahun lalu, saya berusaha tidur di kamar kost saat suara kembang api dan terompet mulai sahut-sahutan. Setahun sebelumnya, di pedalaman Riau, teman saya satu basecamp mulai gelisah mau cari spot tahun baruan di kota terdekat, dengan cueknya saya kasi kunci motor suruh keluar sendiri (padahal tau dia ga bisa bawa motor hahaha). Sebelumnya lagi 3 tahun di Bandung saya juga menikmati kembang api hanya dari atap kost. Kebetulan kost saya waktu itu pas banget menghadap kota Bandung dengan latar Gunung Tangkuban Prahu nya, cuma posisinya jauh di selatan, jadinya meliat kembang api di kota mirip adegan di berita tv Timur Tengah saat Irak digempur Amerika.
Jauh ke belakang lagi, agak lupa, tapi kebanyakan diam di rumah. Orang tua saya tidak membiasakan menikmati acara tengah malam (kecuali saya sendiri inisiatif mulai bangun tengah malam buta nonton bola haha). Apalagi tinggal di kampung, paling anak-anak mudanya yang seiprit bakar-bakar kembang api yang sederhana kayak lidi itu, bukan yang meledak di udara khikhikhi.. Entah tahun berapa kembang api yang meledak di udara itu baru masuk kampung saya. Sepertinya lebih meriah malam lebaran deh, yang memang tidak perlu nunggu tengah malam untuk berpesta. Apalagi kalau semua sepupu sudah kumpul, lebih rame dan lebih meledak-ledak dari kembang api hahahaha

Kembali bicara resolusi, satu-satunya yang benar saya ucapkan pada bulan desember dan kemudian kejadian di tahun berikutnya adalah tujuan saya menjelajah Sumatera. Mungkin Tuhan mendengar dan memberi kesempatan lewat dunia kerja, saya bisa sampai ke daerah Lampung, Sumatera Utara dan Riau, setahun pas malah haha.. Aceh, Padang, Palembang memang belum sih, tapi cukuplah untuk kali pertama, semoga ada kesempatan berikutnya ke kota yang belum itu.
Nah, karena kejadian itu, saya pun dengan berani memasang target pada desember dua tahun lalu untuk menginjakkan kaki di Kalimantan, tapi ternyata belum diijinkan hehehe... Saya tidak kapok, tahun ini saya menargetkan merambah dunia internasional (sya'ilaaaa...). Melalui apa? Saya punya hobby baru yang saya harap bisa merubah hidup saya. Apa itu? Nanti deh saya ceritain kalau sudah ada hasilnya hehehe...

0 komentar:

Posting Komentar

My 99designs Folio

Check out 99designs for Logo Design